Rabu, 23 November 2016

GITA CINTA SMA

Tags


Detik demi detik berlalu,...
Memayungi langkah kehidupan,....
Guratan masih terpahat di dinding hati,....
Cerita berlalu, kemudian hilang terkubur di dasar ingatan,.....
Dingin masih tersisa di penghujung pagi, manakala tetesan embun membelai bumi....
Perlahan tapi pasti tua merambat pelan, di setiap wajah rupawan,....
Saat sang Surya sentuh lembut kehidupan, hangat menyeruak buka lembaran baru,.....
Hanya satu yang tak akan terlupa, saat panji Asmara tertancap pada sebuah nama,....
Dasar cinta, bukanlah bagus rupa, melainkan akhlak mulia,....
Paras cantik akan musnah tergerus waktu, di makan zaman,....
Namun hati lembut akan terbawa hingga ajal memisahkan,....
Melinda,....
Engkaulah gadis itu yang telah mengoyak asa dalam ruang kalbuku,....
Mengusik bathin ku dan selalu mengisi setiap lamunan,....
Suara syahdu mu, manakala membaca bait-bait Tuhan,....
Membuat ruh ku lepas dari jasad, melayang mencari pada sucinya ayat yang Kau perdengarkan....
Bertahun-tahun Aku menanti sebuah jawaban, kala panah Asmara ku lontarkan,....untukmu Melinda.
Namun, hingga kini panah itu tak tau rimbanya, mengambang di udara....
Tak pernah mengenai sasaran,....
Melinda,....
Gadis berjilbab merah jambu,.....
Engkau telah mencuri segenap raga ku, manakala mata beradu pandang.
Di sebuah pegelaran MTQ (MUSYABAQAH TILAWATIL QUR'AN) di Desa SAMBA DANUM waktu itu.
Semenjak itu, hati ku selalu menyebut namamu Melinda,.....
Tawaranku tempo hari, tentang "Mau kah Kau menjadi pengganti tulak rusukku yang hilang dulu",....hingga kini tak pernah Kau katakan sekalipun.
Sungguh, Aku menunggu dalam resah,...
Menanti dalam gelisah,....
Dari pengagum Setia mu.
Lelaki berambut keriting bertumbuh gempal, menulis pada sebuah diary biru tentang kisah perjalanan Cintanya pada gadis bernama Melinda. Kisah cinta masa SMA berbalut nyanyian dari Sorga. Jam Dinding sudah menunjukkan pukul 03.00 Wib dini hari, rasa kantuknya pergi entah ke mana, terusir bayangan Melinda. Gadis berjilbab merah jambu yang Ia kenal saat perlombaan MTQ, telah menumbuhkan getaran hangat di dirinya. Lama Ia duduk di sebuah kursi menghadap ke meja. Segelas kopi susu hangat, dibiarkan begitu saja sampai dingin datang mengusiknya. Kedua tangan menempel pada bagian belakang kepala, sambil terpejam nama Melinda kembali di sebutnya. Bayangan Melinda berangsur hilang, manakala dari Mesjid ayat-ayat Tuhan diperdengarkan. Busyet,....sudah subuh rupanya pekik Udin setengah mengumpat. Ia bergegas bangun dari tempat duduknya dan cepat habiskan kopi susunya. Kemudian beranjak pelan membangunkan Mama untuk bersiap tunaikan Shalat. Mama yang biasanya bangun tengah malam, guna persiapkan aneka masakan untuk di jual esok hari. Kini terbaring lelah dan memintanya bangunkan subuh hari.
Usai menunaikan Subuh berjamaah, Udin mandi segera bersiap berangkat sekolah. Walau luka hati akibat Cinta tak kunjung terjawab, namun soal sekolah Udin tak mau ketinggalan, karena baginya menuntut ilmu itu wajib hukumnya.
Tuntutlah Ilmu dari Tiang Buaian hingga Liang Lahat,.....
Anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan,....
Tuntutlah ilmu bersungguh-sungguh, satu pun jangan ketinggalan,....
Semboyan Udin punya.
Salam Hampahari - Negeri Tambuni
To My Brother Gerhana Tu Primadona, Tajudin Uluh Katingan, Ahmad Murjiman, Ahmad Setiawan, Ahmad Gunawan, Ahmadinejad Fauzi. Always God bless you and Good luck anytime.

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon